Minggu, 06 Desember 2015

SUKSES MUDA DENGAN BERTERNAK AYAM? KENAPA TIDAK?

Bagi Andi Muhaamad Ricki Rosali, berbisnis bukanlah sebuah rencana yang disiapkan. Bukan juga sebuah pilihan yang sudah ditentukan jauh hari sebelumnya. Sebagai perantau dari Malino Sulawesi Selatan, pilihan Andi di Jakarta hanya untuk bertahan hidup dengan tidak membebani orang tua.
“Dari Malino, saya merantau ke Jakarta kemudian kuliah. Saya tidak mau bikin susah orang tua dan ingin hidup mandiri. Mulailah jualan semua yang bisa dijual seperti jam tangan, jersey bola, baju distro dan lain-lain. Semuanya untuk bertahan hidup,” kata Andi berkisah.
Sempat bekerja di perusahaan finance saat tahun kedua kuliah, setahun kemudian Andi memutuskan untuk keluar dan memulai wirausaha. Bersama rekannya sesama mahasiswa jurusan manajemen, Andi melihat peluang bisnis ayam broiler di Jakarta.
“Kami melihat kebutuhan ayam broiler di Jakarta masih membutuhkan serapan yang tinggi Sementara daerah dan lahan pemasoknya ada di sekitar Jakarta seperti Bogor, Banten, Tangerang, dan daerah satelit lain. Ini peluang,” kata Andi seperti dilansir Tempo.co.
Berbekal modal pesangon dari pekerjaan sebelumnya, Andi memulai dengan investasi pembibitan ayam di Bogor. Ketika semuanya nampak berjalan lancar, masalah datang saat proses penjualan. Tak disangka, Andi yang masih ‘hijau’ dalam bisnis ditipu salah seorang pembeli.
“Saya ditipu pembeli di Pulogadung. Sekitar 1000 ayam siap jual saya tidak dibayar dan hilang semua keuntungan. Dari sini saya belajar, bisnis adalah proses jatuh bangun dan semua orang pasti mengalaminya,” tutur Andi.
Tak ingin terlalu lama larut dan terpuruk, Andi mulai bangkit. Berbekal modal seadanya ia mulai masuk melakukan riset pasar di Kebayoran Lama. Dianggap menguntungkan, di bawah bendera usaha ‘Saung Ayam’, Andi memutuskan memulai lagi usahanya dan fokus pada permintaan ayam broiler di Jakarta.
“Alhamdulillah saya bisa bangkit dan memulai dengan mendirikan Saung Ayam, walaupun modal seadanya. Tapi sekarang lebih berani dan lebih siap. Dari kerugian yang saya alami, saya belajar untuk berani menghadapi risiko,” ungkap Andi.
Kini usaha Andi berkembang pesat. Bahkan dengan reputasinya sebagai salah satu pemasok daging terbaik di Pasar Kebayoran dan Gerai Ayam Mas Mono, beberapa perusahaan tertarik menjalin kerja sama. Beberapa diantaranya ialah JAPFA, Pokphan, ITB, Wonokoyo, dan beberapa perusahaan lain.
“Bersyukur karena kini sudah bangkit dan bisa menapak lagi. Bahkan kini ekspansinya sudah jauh lebih besar. Untuk keuntungan bersih, per bulan kami bisa raih sebesar 25-30 juta,” jelas Andi.
Pilihan untuk mengambil risiko tentu punya konsekuensi. Tapi bagi mereka yang berani dan mau belajar, risiko gagal jalan menuju keberhasilan yang lebih besar. (as)

 jika anda menginginkan beberbisnis ternak ayam seperti kisahmas Andi, kami siap menjadi mitra anda. dibawah naungan CV. Agro Globalindo, kami enawarkan bisnis yang menjanjikan ini dengan keterjaminan kerjasamanya. untuk tahu tentang dunia peternakan yang lainnya, silahkan KLIK DISINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar